Senin, 10 September 2012

KK1 Elektronika analog dan digital

 ELEKTRONIKAANALOG DAN DIGITAL 

1. Hukum Ohm dan rumusnya
Pada rangkaian listrik terjadi kuat arus listrik. Kuat arus listrik adalah hasil pembagian tegangan oleh hambatan.
Pada hukum ohm berlaku:
a. Bunyinya:
“ Kuat arus yang mengalir pada suatu penghantar sebanding dengan beda potensial antara ujung – ujung penghantar itu bila suhunya tetap.”
b. Semakin besar tegangan semakin kecil pula kuat arusnya
c. Semakin kecil tegangan semakin kecil pula kuat arusnya
d. Semakin besar penghantarnya semakin kecil kuat arusnya
e. Semakin kecil penghantar semakin besar kuat arusnya
f. Penghantar pada rangkaian listrik disebut hambatan 
g.Rumus hukum ohm : I = VR 
Hambatan diturunkan dari konsep kuat arus menurut hukum ohm, sehingga hambatan adalah tegangan atau beda potensial (V) dibagi kuat arus (I).
Maka rumusnya : R = VI

Artinya hambatan sebagai hasil bagi.
Dimana: I = kuat arus listrik (A)
V = beda potensial (volt)
R = hambatan (ohm//𝛺) 
Grafik hubungan tegangan/beda potensial (V) dengan kuat arus (I):

 2. Pengertian Tegangan, Arus dan Tenaga pada aliran listrik
    a. Tegangan (Voltage)
Akan mudah menganalogikan aliran listrik dengan aliran air. Misalkan kita
mempunyai 2 tabung yang dihubungkan dengan pipa seperti pada gambar 1.1. Jika
kedua tabung ditaruh di atas meja maka permukaan air pada kedua tabung akan sama
dan dalam hal ini tidak ada aliran air dalam pipa. Jika salah satu tabung diangkat maka
dengan sendirinya air akan mengalir dari tabung tersebut ke tabung yang lebih rendah.
Makin tinggi tabung diangkat makin deras aliran air yang melalui pipa.
Rumus  tegangan Listrik :
V = P / I
   atau
V = I. R
Keterangan :
V : Tegangan listrik (Volt)
I : Arus listrik (Ampere)
P : Daya listrik (watt)
 
  b. Arus Listrik (Electrical Current)
Kita semua tentu paham bahwa arus listrik terjadi karena adanya aliran elektron dimana
setiap elektron mempunyai muatan yang besarnya sama. Jika kita mempunyai benda
bermuatan negatif berarti benda tersebut mempunyai kelebihan elektron. Derajat
termuatinya benda tersebut diukur dengan jumlah kelebihan elektron yang ada. Muatan
sebuah elektron, sering dinyatakan dengan simbul q atau e, dinyatakan dengan satuan
coulomb, yaitu sebesar
q » 1,6 ´ 10-19 coulomb
 
 c. Tenaga pada aliran listrik
Power adalah energi per unit waktu. Satuan SI untuk daya adalah watt (W) yang sama dengan joule per detik (J / s), dengan joule menjadi unit SI untuk energi dan kedua menjadi satuan SI untuk waktu. Ketika seseorang plugs sebuah alat ke dalam wadah untuk menggunakan listrik untuk membuat fungsi alat, orang yang menyediakan energi listrik untuk alat. Alat biasanya fungsi dengan mengubah energi listrik menjadi panas, cahaya bekerja, atau - atau mungkin mengubahnya menjadi energi listrik lagi dalam bentuk yang berbeda. Jika situasi ini berlangsung, dikatakan bahwa wadah atau perusahaan listrik memberikan kekuatan untuk alat. Arus dari wadah akan masuk dan keluar dari alat efektif membawa kekuatan dan alat menyerap kekuasaan.
Mengalikan unit kekuasaan oleh unit waktu akan menghasilkan unit yang merupakan jumlah energi. Oleh karena itu, mengalikan kilowatt dengan satu jam memberikan kilowatt-jam (kW · h), sebuah unit yang sering digunakan oleh perusahaan tenaga listrik untuk mewakili jumlah energi listrik yang dihasilkan atau diberikan kepada konsumen.
Untuk arus searah (DC), daya P dapat dihitung dengan mengalikan, tegangan dan arus ketika mereka diketahui.  P = V I

3. Pengertian dan gambar resistor serta macam-macam resistor
 
 resistor adalah sebagai penghambat atau hambatan yang bisa mengatur arus listrik dan anda juga bisa menghitung, resistor bisa dihubungkan seri dan resistor bisa juga dihubungkan secara paralel,
 1. Macam-macam Jenis Resistor Tetap (Fixed Resistor) :

  • Resistor Kawat
  • Resistor ini merupakan jenis resistor pertama yang lahir pada saat rangkaian elektronika masih menggunakan tabung hampa (vacuum tube). Bentuknya bervariasi dan memiliki ukuran yang cukup besar. Resistor kawat ini biasanya banyak dipergunakan dalam rangkaian power karena memiliki resistansi yang tinggi dan tahan terhadap panas yang tinggi. Jenis resistor kawat yang masih banyak dipakai sampai sekarang adalah jenis resistor dengan lilitan kawat yang dililitkan pada bahan keramik, kemudian dilapisi dengan bahan semen. Daya yang tersedia untuk resistor jenis kawat ini adalah dalam ukuran 1 watt, 2 watt, 5 watt, dan 10 watt. Bentuk fisik bisa dilihat pada gambar :
Resistor Tetap
Resistor Kawat

  • Resistor Arang (Batang Karbon)
  • Resistor jenis ini dibuat dari bahan karbon kasar yang diberi lilitan kawat yang kemudian diberi tanda dengan kode warna berbentuk gelang. Resistor jenis ini merupakan jenis resistor generasi awal setelah adanya resistor kawat. Sekarang sudah jarang untuk dipakai pada rangkaian – rangkaian elektronika. Bentuk fisik dari resistor jenis ini dapat dilihat pada gambar :.
Resistor Tetap
Resistor Arang

  • Resistor Film Karbon
  • Jenis resistor ini dibuat dari bahan karbon dan dilapisi dengan bahan film yang berfungsi sebagai  pelindung terhadap pengaruh luar. Nilai resistansinya dicantumkan dalam bentuk kode warna. Resistor ini banyak digunakan dalam berbagai rangkaian elektronika karena bentuk fisiknya kecil dan mudah didapat di pasaran. Resistor ini memiliki daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt dengan toleransi 5% dan !0%. Bentuk fisik dari Resistor film karbon seperti terlihat pada gambar dibawah ini :
Resistor Tetap
Resistor film karbon

  • Resistor Metal Film
  • Bentuk fisik hampir menyerupai resistor film karbon. Resistor ini tahan terhadap perubahan temperatur.dan memiliki tingkat ketelitian nilai yang tinggi karena nilai toleransi yang tercantum pada resistor ini sangatlah kecil, biasanya sekitar 1% sampai 5%. Jika dibandingkan dengan resistor film karbon, resistor ini cenderung lebih baik karena memiliki toleransi yang lebih kecil. Resistor Metal Film memiliki 5 buah gelang warna, bahkan ada yang 6 buah gelang warna. Sedangkan, resistor film karbon hanya memiliki 4 buah gelang warna. Resistor ini sangat cocok digunakan dalam rangkaian – rangkaian yang memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi, misalnya alat ukur.Daya yang dimiliki sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt. Bentuk Resistor Metal Film dapat dilihat pada gambar:
Resistor Tetap
Resistor Metal Film

  • Resistor Keramik atau Porselin
  • Perkembangan teknologi di bidang elektronika semakiin maju seperti tidak ada pangkalnya, saat ini telah dikembangkan jenis resistor yang terbuat dari bahan keramik atau porselin. Jenis resistor keramik ini sekarang sudah dilapisi dengan kaca tipis, banyak digunakan dalam rangkaian elektronika saat ini karena bentuk fisiknya relatif sangat kecil serta memiliki tingkat resistansi tetelitian yang tinggi. Daya yang dimiliki resistor ini sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt. Sedang nilai resistansinya tertulis pada tubuhnya. Bentuk dari resistor ini dapat dilihat pada gambar :.

Resistor Tetap

 Resistor keramik

4. Pengertian dan gambar kapasitor serta macam-macam kapasitor
 Kapasitor nyaéta parangkat listrik nu bisa nyimpen énérgi dina médan listrik antara sapasang konduktor nu jarakna deukeut (disebut 'pelat'). Nalika voltase diterapkeun kana kapasitor, muatan listrik kalayan gedé nu sarua, tapi polaritas atawa kutubna béda bakal diwangun dina unggal pelat.
Kapasitor digunakeun dina sirkuit listrik minangka alat panyimpen énérgi. Bisa ogé digunakeun keur misahkeun sinyal frékuénsi luhur jeung frékuénsi handap sarta ngajadikeunnana bisa dipigunakeun dina filter éléktronik.

Jenis-Jenis Kapasitor dalam komponen elektronika bermacam-macam di antaranya adalah kapasitor bipolar/ non polar dan capasitor polar (memiliki kutub -/+), walaupun kapasitor ini sama-sama di gunakan untuk menyimpan muatan listrik, tapi banyak perbedaan diantara dua macam capasitor ini, baik dari bahan yang digunakan untuk membuat capasitor tersebut maupun dalam kegunaannya.
Jenis-jenis kapasitor juga dapat di bedakan berdasarkan dari bahan dielektriknya. Bahan dielektrik dapat di bedakan menjadi beberapa bagian, yaitu jenis-jenis kapasitorPengertian Kapasitor keramik, elektrolit (Elco), tantalum, Multilayer, Polyester Film, Electric Double, (Super Capacitor), Trimmer dan kapasitor Tuning.
Kapasitor keramik adalah kapasitor yang dibuat dengan bahan dasar keramik yang di gunakan untuk media penyimpan arus. Cara memasangnya adalah di letakan diantara dua pin kaki kapasitor tersebut sedemikian rupa sehingga dapat menyimpan arus listrik.
Di bawah ini adalah gambar kapasitor dan jenis-jenis kapasitor :
Jenis-Jenis Kapasitormacam-macam kapasitor
Kapasitor tantalum merupakan jenis-jenis kapasitor elektrolit yang elektrodanya terbuat dari material tantalum. Komponen ini memiliki polaritas, cara membedakannya dengan mencari tanda atau tanda lainya yang ada pada bodi kapasitor, tanda ini menyatakan bahwa pin dibawahnya memiliki polaritas positif.
Sedangkan jenis-jenis kapasitor Multilayer terbuat dari bahan material, kapasitor ini sama dengan kapasitor keramik, bedanya hanya terdapat pada jumlah lapisan yang menyusun dielektriknya. Pada jenis ini dielektriknya disusun dengan banyak lapisan atau biasanya disebut dengan layer dengan ketebalan 10 samapi dengan 20 μm dan pelat elektrodanya dibuat dari logam yang murni. Selain itu ukurannya kecil dan memiliki karakteristik suhu yang lebih bagus daripada kapasitor keramik.


 5. Bagaimana cara menghitung ukuran resistor ?
Gambar Jembatan DC Wheatstone Jembatan Wheatstone,Gambar Jembatan DC Wheatstone,teori Jembatan Wheatstone,definisi Jembatan Wheatstone,pengertianJembatan Wheatstone,manfaat Jembatan Wheatstone,kegunaan Jembatan Wheatstone,menghitung Jembatan Wheatstone,rumus dasar Jembatan Wheatstone,tegangan output Jembatan Wheatstone,karakteristik Jembatan Wheatstone,konfigurasi Jembatan Wheatstone,cara pakai Jembatan Wheatstone,arus pada Jembatan Wheatstone,fungsi Jembatan Wheatstone Dalam kasus ini beda potensial, ΔV antara titik a dan b, adalah ΔV = Va – Vb Dimana Va = potensial titik a terhadap c Vb = potensial titik b terhadap c Nilai Va dan Vb sekarang dapat dicari dengan memperhatikan bahwa Va adalah hanya tegangan sumber, V, dibagi antara R1 dan R3 V_{a}=\frac{VR_{3}}{R1+R3} Dengan cara yang sama Vb adalah tegangan yang terbagi diberikan oleh V_{b}=\frac{VR_{4}}{R2+R4} Dimana V = tegangan sumber jembatan R1,R2,R3,R4 = resistor-resistor jembatan Jika sekarang kita kombinasikan Persamaan diatas, beda tegangan atau offset tegangan, dapat ditulis : \Delta V_{b}=\frac{VR_{3}}{R1+R3}-\frac{VR_{4}}{R2+R4} Setelah beberapa aljabar, pembaca dapat memperlihatkan bahwa persamaan ini berkurang menjadi \Delta V=V\frac{R_{2}R_{3}-R_{4}R_{4}}{(R_{1+R_{3}})\cdot (R_{2}+R_{4})} Persamaan diatas memperlihatkan bagaimana beda potensial melalui detector adalah fungsi dari tegangan sumber dan nilai resistor. Karena tampilan yang berbeda dalam numerator Persamaan diatas, jelas bahwa kombinasi khusus dari resistor dapat ditemukan yang akan menghasilkan perbedaan nol dan tegangan nol melewati detektor, yaitu, setimbang. Jelas, kombinasi ini, dari pemeriksaan Persamaan diatas, adalah R3R2 = R1R4 Persamaan diatas mengindikasikan bahwa kapan saja sebuah jembatan Wheatstone dipasang dan resistor diatur untuk setimbang detektor, nilai-nilai resistor harus memenuhi persamaan yang didindikasikan. Tidak masalah jika tegangan sumber berubah, kondisi setimbang dipertahankan. Persamaan diatas menekankan aplikasi jemb

Read more at: http://elektronika-dasar.com/teori-elektronika/jembatan-wheatstone/
Copyright © Elektronika Dasar

   
Kapasitor Dengan Penulisan 3 Digit Jika ada 3 digit, angka pertama dan kedua menunjukkan nilai nominal, sedangkan angka ke-3 adalah faktor pengali. Faktor pengali sesuai dengan angka nominalnya, berturut-turut 1 = 10, 2 = 100, 3 = 1.000, 4 = 10.000 dan seterusnya. Misalnya pada kapasitor keramik tertulis 104, maka kapasitansinya adalah 10 x 10.000 = 100.000pF atau = 100nF. Contoh lain misalnya tertulis 222, artinya kapasitansi kapasitor tersebut adalah 22 x 100 = 2200 pF = 2.2 nF.

Kapasitor Dengan Penulisan Ring Warna Kapasitor juga dituliskan dengan kode warna seperti resistor, namun kapasitor jenis ini jarang ditemui. Format penulisan dengan kode warna kapasitor ditulis dalam 4 ring warna dan 5 ring warna. Kapasitor yang ditulis dengan kode warna menggunakan satuan dasar pico farad (pF). Urutan pembacaan ring kapasitor dimulai dari ring paling atas. Ring pertama = digit ke 1, ring kedua = digit ke 2, ring ketiga = faktor pengali, ring ke empat = toleransi. Sebagai contoh kapasitor dengan 4 ring warna dimulai dari atas kuning (4), ungu (7), merah (2) dan hijau (5%) sehingga nilai kapasitor tersebut adalah 4700 pF = 4,7 nF dengan toleransi 5%.





Kapasitor Dengan Penulisan 3 Digit Jika ada 3 digit, angka pertama dan kedua menunjukkan nilai nominal, sedangkan angka ke-3 adalah faktor pengali. Faktor pengali sesuai dengan angka nominalnya, berturut-turut 1 = 10, 2 = 100, 3 = 1.000, 4 = 10.000 dan seterusnya. Misalnya pada kapasitor keramik tertulis 104, maka kapasitansinya adalah 10 x 10.000 = 100.000pF atau = 100nF. Contoh lain misalnya tertulis 222, artinya kapasitansi kapasitor tersebut adalah 22 x 100 = 2200 pF = 2.2 nF

Read more at: http://elektronika-dasar.com/teori-elektronika/membaca-nilai-kapasitor/
Copyright © Elektronika Dasar
Kapasitor Dengan Penulisan 3 Digit Jika ada 3 digit, angka pertama dan kedua menunjukkan nilai nominal, sedangkan angka ke-3 adalah faktor pengali. Faktor pengali sesuai dengan angka nominalnya, berturut-turut 1 = 10, 2 = 100, 3 = 1.000, 4 = 10.000 dan seterusnya. Misalnya pada kapasitor keramik tertulis 104, maka kapasitansinya adalah 10 x 10.000 = 100.000pF atau = 100nF. Contoh lain misalnya tertulis 222, artinya kapasitansi kapasitor tersebut adalah 22 x 100 = 2200 pF = 2.2 nF. Kapasitor Dengan Penulisan Ring Warna Kapasitor juga dituliskan dengan kode warna seperti resistor, namun kapasitor jenis ini jarang ditemui. Format penulisan dengan kode warna kapasitor ditulis dalam 4 ring warna dan 5 ring warna. Kapasitor yang ditulis dengan kode warna menggunakan satuan dasar pico farad (pF). Urutan pembacaan ring kapasitor dimulai dari ring paling atas. Ring pertama = digit ke 1, ring kedua = digit ke 2, ring ketiga = faktor pengali, ring ke empat = toleransi. Sebagai contoh kapasitor dengan 4 ring warna dimulai dari atas kuning (4), ungu (7), merah (2) dan hijau (5%) sehingga nilai kapasitor tersebut adalah 4700 pF = 4,7 nF dengan toleransi 5%. Tabel kode warna untuk kapasitor dapat dilihat pada gambar berikut. Tabel Kode Warna Kapasitor Tabel Kode Warna Kapasitor,kode warna kapasitor,menentukan nilai warna kapasitor,warna kapasitor,nilai warna kapasitor,membaca warna kapasitor,kapasitor 4 warna,kapasitor 5 warna,nilai warna pada kapasitor Tabel Karakteristik Kapsitor Tabel Karakteristik Kapsitor,karakteristik kapasitor,nilai karakter kapasitor,toleransi kapasitor,temperature kapasitor,tegangan kerja kapasitor,kondisi kapasitor,jenis kapasitor,koefisien kapasitor Selain dari kapasitansi ada beberapa karakteristik penting lainnya yang perlu diperhatikan. Berikut ini adalah beberapa spesifikasi penting tersebut. Tegangan Kerja Kapasitor Tegangan kerja adalah tegangan maksimum yang diijinkan sehingga kapasitor masih dapat bekerja dengan baik. Misalnya kapasitor 10uF 25V, maka tegangan yang bisa diberikan tidak boleh melebihi 25 volt dc. Temperatur Kerja Kapasitor Kapasitor masih memenuhi spesifikasinya jika bekerja pada suhu yang sesuai. Ada 4 standar popular yang digunakan produsen kapasitor yang biasanya tertera di badan kapasitor seperti C0G (ultra stable), X7R (stable) serta Z5U dan Y5V (general purpose). Secara lengkap kode-kode tersebut disajikan pada table karakteristik kapasitor diatas. Toleransi Kapasitor Seperti komponen lainnya, besar kapasitansi nominal ada toleransinya. Nilai toleransi dengan kode-kode angka atau huruf dapat dilihat pada tabel karakteristik diatas. Misalnya jika tertulis 104 X7R, maka kapasitasinya adalah 100 nF dengan toleransi +/- 15%. Sekaligus dikethaui juga bahwa suhu kerja yang direkomendasikan adalah antara – 55 °C sampai + 125 °C.

Read more at: http://elektronika-dasar.com/teori-elektronika/membaca-nilai-kapasitor/
Copyright © Elektronika Dasar
Kapasitor Dengan Penulisan 3 Digit Jika ada 3 digit, angka pertama dan kedua menunjukkan nilai nominal, sedangkan angka ke-3 adalah faktor pengali. Faktor pengali sesuai dengan angka nominalnya, berturut-turut 1 = 10, 2 = 100, 3 = 1.000, 4 = 10.000 dan seterusnya. Misalnya pada kapasitor keramik tertulis 104, maka kapasitansinya adalah 10 x 10.000 = 100.000pF atau = 100nF. Contoh lain misalnya tertulis 222, artinya kapasitansi kapasitor tersebut adalah 22 x 100 = 2200 pF = 2.2 nF. Kapasitor Dengan Penulisan Ring Warna Kapasitor juga dituliskan dengan kode warna seperti resistor, namun kapasitor jenis ini jarang ditemui. Format penulisan dengan kode warna kapasitor ditulis dalam 4 ring warna dan 5 ring warna. Kapasitor yang ditulis dengan kode warna menggunakan satuan dasar pico farad (pF). Urutan pembacaan ring kapasitor dimulai dari ring paling atas. Ring pertama = digit ke 1, ring kedua = digit ke 2, ring ketiga = faktor pengali, ring ke empat = toleransi. Sebagai contoh kapasitor dengan 4 ring warna dimulai dari atas kuning (4), ungu (7), merah (2) dan hijau (5%) sehingga nilai kapasitor tersebut adalah 4700 pF = 4,7 nF dengan toleransi 5%. Tabel kode warna untuk kapasitor dapat dilihat pada gambar berikut. Tabel Kode Warna Kapasitor Tabel Kode Warna Kapasitor,kode warna kapasitor,menentukan nilai warna kapasitor,warna kapasitor,nilai warna kapasitor,membaca warna kapasitor,kapasitor 4 warna,kapasitor 5 warna,nilai warna pada kapasitor Tabel Karakteristik Kapsitor Tabel Karakteristik Kapsitor,karakteristik kapasitor,nilai karakter kapasitor,toleransi kapasitor,temperature kapasitor,tegangan kerja kapasitor,kondisi kapasitor,jenis kapasitor,koefisien kapasitor Selain dari kapasitansi ada beberapa karakteristik penting lainnya yang perlu diperhatikan. Berikut ini adalah beberapa spesifikasi penting tersebut. Tegangan Kerja Kapasitor Tegangan kerja adalah tegangan maksimum yang diijinkan sehingga kapasitor masih dapat bekerja dengan baik. Misalnya kapasitor 10uF 25V, maka tegangan yang bisa diberikan tidak boleh melebihi 25 volt dc. Temperatur Kerja Kapasitor Kapasitor masih memenuhi spesifikasinya jika bekerja pada suhu yang sesuai. Ada 4 standar popular yang digunakan produsen kapasitor yang biasanya tertera di badan kapasitor seperti C0G (ultra stable), X7R (stable) serta Z5U dan Y5V (general purpose). Secara lengkap kode-kode tersebut disajikan pada table karakteristik kapasitor diatas. Toleransi Kapasitor Seperti komponen lainnya, besar kapasitansi nominal ada toleransinya. Nilai toleransi dengan kode-kode angka atau huruf dapat dilihat pada tabel karakteristik diatas. Misalnya jika tertulis 104 X7R, maka kapasitasinya adalah 100 nF dengan toleransi +/- 15%. Sekaligus dikethaui juga bahwa suhu kerja yang direkomendasikan adalah antara – 55 °C sampai + 125 °C.

Read more at: http://elektronika-dasar.com/teori-elektronika/membaca-nilai-kapasitor/
Copyright © Elektronika Dasar
Kapasitor Dengan Penulisan 3 Digit Jika ada 3 digit, angka pertama dan kedua menunjukkan nilai nominal, sedangkan angka ke-3 adalah faktor pengali. Faktor pengali sesuai dengan angka nominalnya, berturut-turut 1 = 10, 2 = 100, 3 = 1.000, 4 = 10.000 dan seterusnya. Misalnya pada kapasitor keramik tertulis 104, maka kapasitansinya adalah 10 x 10.000 = 100.000pF atau = 100nF. Contoh lain misalnya tertulis 222, artinya kapasitansi kapasitor tersebut adalah 22 x 100 = 2200 pF = 2.2 nF. Kapasitor Dengan Penulisan Ring Warna Kapasitor juga dituliskan dengan kode warna seperti resistor, namun kapasitor jenis ini jarang ditemui. Format penulisan dengan kode warna kapasitor ditulis dalam 4 ring warna dan 5 ring warna. Kapasitor yang ditulis dengan kode warna menggunakan satuan dasar pico farad (pF). Urutan pembacaan ring kapasitor dimulai dari ring paling atas. Ring pertama = digit ke 1, ring kedua = digit ke 2, ring ketiga = faktor pengali, ring ke empat = toleransi. Sebagai contoh kapasitor dengan 4 ring warna dimulai dari atas kuning (4), ungu (7), merah (2) dan hijau (5%) sehingga nilai kapasitor tersebut adalah 4700 pF = 4,7 nF dengan toleransi 5%. Tabel kode warna untuk kapasitor dapat dilihat pada gambar berikut. Tabel Kode Warna Kapasitor Tabel Kode Warna Kapasitor,kode warna kapasitor,menentukan nilai warna kapasitor,warna kapasitor,nilai warna kapasitor,membaca warna kapasitor,kapasitor 4 warna,kapasitor 5 warna,nilai warna pada kapasitor Tabel Karakteristik Kapsitor Tabel Karakteristik Kapsitor,karakteristik kapasitor,nilai karakter kapasitor,toleransi kapasitor,temperature kapasitor,tegangan kerja kapasitor,kondisi kapasitor,jenis kapasitor,koefisien kapasitor Selain dari kapasitansi ada beberapa karakteristik penting lainnya yang perlu diperhatikan. Berikut ini adalah beberapa spesifikasi penting tersebut. Tegangan Kerja Kapasitor Tegangan kerja adalah tegangan maksimum yang diijinkan sehingga kapasitor masih dapat bekerja dengan baik. Misalnya kapasitor 10uF 25V, maka tegangan yang bisa diberikan tidak boleh melebihi 25 volt dc. Temperatur Kerja Kapasitor Kapasitor masih memenuhi spesifikasinya jika bekerja pada suhu yang sesuai. Ada 4 standar popular yang digunakan produsen kapasitor yang biasanya tertera di badan kapasitor seperti C0G (ultra stable), X7R (stable) serta Z5U dan Y5V (general purpose). Secara lengkap kode-kode tersebut disajikan pada table karakteristik kapasitor diatas. Toleransi Kapasitor Seperti komponen lainnya, besar kapasitansi nominal ada toleransinya. Nilai toleransi dengan kode-kode angka atau huruf dapat dilihat pada tabel karakteristik diatas. Misalnya jika tertulis 104 X7R, maka kapasitasinya adalah 100 nF dengan toleransi +/- 15%. Sekaligus dikethaui juga bahwa suhu kerja yang direkomendasikan adalah antara – 55 °C sampai + 125 °C.

Read more at: http://elektronika-dasar.com/teori-elektronika/membaca-nilai-kapasitor/
Copyright © Elektronika Dasar
Gambar Jembatan DC Wheatstone Jembatan Wheatstone,Gambar Jembatan DC Wheatstone,teori Jembatan Wheatstone,definisi Jembatan Wheatstone,pengertianJembatan Wheatstone,manfaat Jembatan Wheatstone,kegunaan Jembatan Wheatstone,menghitung Jembatan Wheatstone,rumus dasar Jembatan Wheatstone,tegangan output Jembatan Wheatstone,karakteristik Jembatan Wheatstone,konfigurasi Jembatan Wheatstone,cara pakai Jembatan Wheatstone,arus pada Jembatan Wheatstone,fungsi Jembatan Wheatstone Dalam kasus ini beda potensial, ΔV antara titik a dan b, adalah ΔV = Va – Vb Dimana Va = potensial titik a terhadap c Vb = potensial titik b terhadap c Nilai Va dan Vb sekarang dapat dicari dengan memperhatikan bahwa Va adalah hanya tegangan sumber, V, dibagi antara R1 dan R3 V_{a}=\frac{VR_{3}}{R1+R3} Dengan cara yang sama Vb adalah tegangan yang terbagi diberikan oleh V_{b}=\frac{VR_{4}}{R2+R4} Dimana V = tegangan sumber jembatan R1,R2,R3,R4 = resistor-resistor jembatan Jika sekarang kita kombinasikan Persamaan diatas, beda tegangan atau offset tegangan, dapat ditulis : \Delta V_{b}=\frac{VR_{3}}{R1+R3}-\frac{VR_{4}}{R2+R4} Setelah beberapa aljabar, pembaca dapat memperlihatkan bahwa persamaan ini berkurang menjadi \Delta V=V\frac{R_{2}R_{3}-R_{4}R_{4}}{(R_{1+R_{3}})\cdot (R_{2}+R_{4})} Persamaan diatas memperlihatkan bagaimana beda potensial melalui detector adalah fungsi dari tegangan sumber dan nilai resistor. Karena tampilan yang berbeda dalam numerator Persamaan diatas, jelas bahwa kombinasi khusus dari resistor dapat ditemukan yang akan menghasilkan perbedaan nol dan tegangan nol melewati detektor, yaitu, setimbang. Jelas, kombinasi ini, dari pemeriksaan Persamaan diatas, adalah R3R2 = R1R4 Persamaan diatas mengindikasikan bahwa kapan saja sebuah jembatan Wheatstone dipasang dan resistor diatur untuk setimbang detektor, nilai-nilai resistor harus memenuhi persamaan yang didindikasikan. Tidak masalah jika tegangan sumber berubah, kondisi setimbang dipertahankan. Persamaan diatas menekankan aplikasi jembatan Wheatstone untuk aplikasi kontrol proses yang menggunakan detektor impedansi input tinggi.

Read more at: http://elektronika-dasar.com/teori-elektronika/jembatan-wheatstone/
Copyright © Elektronika Dasar
Elektronika Dasar Jembatan Wheatstone Home Sitemap Contact Us Disclaimer Privacy Policy About Us Home » Teori Elektronika » Jembatan Wheatstone Jembatan Wheatstone Rangkaian jembatan yang paling sederhana dan paling umum adalah jembatan d-c Wheatstone seperti diperlihatkan pada Gambar Jembatan DC Wheatstone. Rangkaian ini digunakan dalam aplikasi pengkondisi sinyal dimana transduser mengubah tahanan dengan perubahan variabel dinamik. Beberapa modifikasi dari jembatan dasar ini juga dipakai untuk aplikasi spesifik lainnya. Pada Gambar Jembatan DC Wheatstone, obyek yang diberi label D adalah detektor setimbang yang digunakan untuk membandingkan potensial titik a dan b dari rangkaian. Dalam aplikasi paling modern detektor setimbang adalah amplifier diferensial impedansi input sangat tinggi. Dalam beberapa kasus, Galvanometer yang sensitif dengan impedansi yang relatif rendah bisa digunakan, khususnya untuk kalibrasi atau instrumeninstrumen pengukuran tunggal. Untuk analisis awal kita, anggap impedansi detektor setimbang adalah tak hingga, yaitu rangkaian terbuka. Gambar Jembatan DC Wheatstone Jembatan Wheatstone,Gambar Jembatan DC Wheatstone,teori Jembatan Wheatstone,definisi Jembatan Wheatstone,pengertianJembatan Wheatstone,manfaat Jembatan Wheatstone,kegunaan Jembatan Wheatstone,menghitung Jembatan Wheatstone,rumus dasar Jembatan Wheatstone,tegangan output Jembatan Wheatstone,karakteristik Jembatan Wheatstone,konfigurasi Jembatan Wheatstone,cara pakai Jembatan Wheatstone,arus pada Jembatan Wheatstone,fungsi Jembatan Wheatstone Dalam kasus ini beda potensial, ΔV antara titik a dan b, adalah ΔV = Va – Vb Dimana Va = potensial titik a terhadap c Vb = potensial titik b terhadap c Nilai Va dan Vb sekarang dapat dicari dengan memperhatikan bahwa Va adalah hanya tegangan sumber, V, dibagi antara R1 dan R3 V_{a}=\frac{VR_{3}}{R1+R3} Dengan cara yang sama Vb adalah tegangan yang terbagi diberikan oleh V_{b}=\frac{VR_{4}}{R2+R4} Dimana V = tegangan sumber jembatan R1,R2,R3,R4 = resistor-resistor jembatan Jika sekarang kita kombinasikan Persamaan diatas, beda tegangan atau offset tegangan, dapat ditulis : \Delta V_{b}=\frac{VR_{3}}{R1+R3}-\frac{VR_{4}}{R2+R4} Setelah beberapa aljabar, pembaca dapat memperlihatkan bahwa persamaan ini berkurang menjadi \Delta V=V\frac{R_{2}R_{3}-R_{4}R_{4}}{(R_{1+R_{3}})\cdot (R_{2}+R_{4})} Persamaan diatas memperlihatkan bagaimana beda potensial melalui detector adalah fungsi dari tegangan sumber dan nilai resistor. Karena tampilan yang berbeda dalam numerator Persamaan diatas, jelas bahwa kombinasi khusus dari resistor dapat ditemukan yang akan menghasilkan perbedaan nol dan tegangan nol melewati detektor, yaitu, setimbang. Jelas, kombinasi ini, dari pemeriksaan Persamaan diatas, adalah R3R2 = R1R4 Persamaan diatas mengindikasikan bahwa kapan saja sebuah jembatan Wheatstone dipasang dan resistor diatur untuk setimbang detektor, nilai-nilai resistor harus memenuhi persamaan yang didindikasikan. Tidak masalah jika tegangan sumber berubah, kondisi setimbang dipertahankan. Persamaan diatas menekankan aplikasi jembatan Wheatstone untuk aplikasi kontrol proses yang menggunakan detektor impedansi input tinggi. [6 Sep 2012 | No Comment] [Archive in : Teori Elektronika] Karena ilmu itu adalah cahaya yang selalu menerangi setiap kehidupan kita. Diperbolehkan meng-copy tulisan di blog ini dengan menjaga amanah ilmiyah & mencantumkan URL blog ini ya. Dan mohon koreksi apabila terdapat kesalahan dalam penyampaian materi. Semoga artikel "Jembatan Wheatstone" memberikan manfaat. Terima kasih Share Dan Download Artikel "Jembatan Wheatstone" : twitter facebook Print Buat Pesan Untuk Artikel "Jembatan Wheatstone" Be nice, Keep it clean, Stay on topic and No spam. Nama (required) Email (will not be published) (required) 5+5 (Wajib di jawab) « Pengukuran Tegangan Dengan Menggunakan Jembatan Spectrum Cahaya » Related Post Pengukuran Tegangan Dengan Menggunakan Jembatan Sensor Strain Gauge Inverter Setengah Jembatan Penyearah (Rectifier) Gelombang Penuh Sistem Jembatan (Bridge) Sensor Suhu Termistor Pengertian Dan Jenis Sensor Mekanik (Mechanics Sensor) Pembagi Arus (Current Divider) Attenuator Recent Comments Ngudyana say » Yth Eldas, Saya sudah keliling toko-2 elektronik semuanya tidak punya ic 4151. Mungkin e Ahmed say » agan bisa menilai sdirnei dengan melihat video line tracer ini di youtube gan, search lin teguh say » om minta tolong jelaskan cara kerja dari solid state relay. . ngudyana say » Mohon informasi dimana saya dapat membeli ic rc 4151? Terimakasih. Other Topic definisi trafo non CT pengertian periode gelombang maksud beta ac cara paralel elco cara merubah dc 12 volt ke ac 220 makala amplifier tda2030 btl beda tegangan listrik 3 phasa terhadap ground pengertian kurva karakteristik dioda power ampli 100 watt arus searah pembagi arus adaptor rangkaian buffer untuk ct bagian bagian sinar katode rumus kirchoff 1 pengertian komponen elektronika penerima ir tegangan led kristal pegertian osilator ujt kelebihan saklar rangkaian komponen penyearah setengah gelombang landasan teori rangkaian seri dan paralel induktor inti udara rangkaian rlc penguat teori tegangan dc rangkaian adaptor ic 7404 jalur power supply amplifier dan tone control menentukan nilai resistor dari kode gelang Recent Topic tipe n tipe p kapasitor rangkaian induktansi resonansi jenis jenis motor dan dayanya apa itu dc ammeter rangkaian output penyearah gelombang penuh rangkaian inverting sederhana cara kerja triac rangkaian putar balik motor dc literatur rumus apa itu rangkaian keypad dengan 8 to 3 line priority encoder 74148 artikel minimun system gambar dasar Rumus AND gate power supply with center tap transformer batu baterai fungsi foto dioda rangkaian inverter 3 fasa jembatan wheatstone output tegangan fungsi switch atau saklar sensor intensitas cahaya menggunakan pin dioda dasar teori ammeter Category Artikel Elektronika Instrument Komponen Sensor / Tranducer Microcontroller Pengujian Percobaan Rangkaian Audio Power Supply Teori Elektronika Tutorial Academics Blogs Academics blogs Copyright © 2012 Elektronika Dasar | RSS | Comments (RSS) Jembatan Wheatstone

Read more at: http://elektronika-dasar.com/teori-elektronika/jembatan-wheatstone/
Copyright © Elektronika Dasar
Gambar Jembatan DC Wheatstone Jembatan Wheatstone,Gambar Jembatan DC Wheatstone,teori Jembatan Wheatstone,definisi Jembatan Wheatstone,pengertianJembatan Wheatstone,manfaat Jembatan Wheatstone,kegunaan Jembatan Wheatstone,menghitung Jembatan Wheatstone,rumus dasar Jembatan Wheatstone,tegangan output Jembatan Wheatstone,karakteristik Jembatan Wheatstone,konfigurasi Jembatan Wheatstone,cara pakai Jembatan Wheatstone,arus pada Jembatan Wheatstone,fungsi Jembatan Wheatstone Dalam kasus ini beda potensial, ΔV antara titik a dan b, adalah ΔV = Va – Vb Dimana Va = potensial titik a terhadap c Vb = potensial titik b terhadap c Nilai Va dan Vb sekarang dapat dicari dengan memperhatikan bahwa Va adalah hanya tegangan sumber, V, dibagi antara R1 dan R3 V_{a}=\frac{VR_{3}}{R1+R3} Dengan cara yang sama Vb adalah tegangan yang terbagi diberikan oleh V_{b}=\frac{VR_{4}}{R2+R4} Dimana V = tegangan sumber jembatan R1,R2,R3,R4 = resistor-resistor jembatan Jika sekarang kita kombinasikan Persamaan diatas, beda tegangan atau offset tegangan, dapat ditulis : \Delta V_{b}=\frac{VR_{3}}{R1+R3}-\frac{VR_{4}}{R2+R4} Setelah beberapa aljabar, pembaca dapat memperlihatkan bahwa persamaan ini berkurang menjadi \Delta V=V\frac{R_{2}R_{3}-R_{4}R_{4}}{(R_{1+R_{3}})\cdot (R_{2}+R_{4})} Persamaan diatas memperlihatkan bagaimana beda potensial melalui detector adalah fungsi dari tegangan sumber dan nilai resistor. Karena tampilan yang berbeda dalam numerator Persamaan diatas, jelas bahwa kombinasi khusus dari resistor dapat ditemukan yang akan menghasilkan perbedaan nol dan tegangan nol melewati detektor, yaitu, setimbang. Jelas, kombinasi ini, dari pemeriksaan Persamaan diatas, adalah R3R2 = R1R4 Persamaan diatas mengindikasikan bahwa kapan saja sebuah jembatan Wheatstone dipasang dan resistor diatur untuk setimbang detektor, nilai-nilai resistor harus memenuhi persamaan yang didindikasikan. Tidak masalah jika tegangan sumber berubah, kondisi setimbang dipertahankan. Persamaan diatas menekankan aplikasi jembatan Wheatstone untuk aplikasi kontrol proses yang menggunakan detektor impedansi input tinggi.

Read more at: http://elektronika-dasar.com/teori-elektronika/jembatan-wheatstone/
Copyright © Elektronika Dasar



Tidak ada komentar:

Posting Komentar